Dulu , ku hanya sebongkah hati
warna merah tak tau apa-apa
Sendirian bersama daun-daun
terhempas angin
Hariku yang kelabu tak ada yang
mau jadi warna buatku
Ku bahkan pernah benci pada
hidupku
Yang tak jarang penuh ketidak
adilan
Namun semua seakan sirna
Ya , sejak hujan waktu itu
Hujan yang tumbuhkan benih itu di
hati
Lalu membiaskan pelangi sesudahnya
Kamu..
Hadir dihidupku dalam sekejap
Menyelinap tanpa ku sadari
Kemudian mnegacak-ngacak hati ini
Siang malam , hingga ku tak mampu
terpejam
Aku kesal tapi bahagia
Aku marah tapi tertawa
Kamu buat hidupku jadi komedi
Yang kemudian jadi kisah romantic
Labih dari kisah romeo dan Juliet
Ya , kamulah
Kamulah kamulah yang dikirim sang
maha cinta
Untuk mengajariku tentang arti
sebutir kasih
Dan seuntai cinta yang bisa jadi
luar biasa
Bila kamu yang bicara
Kamulah yang amanati sang maha
kasih tuk jadi hujanku
Biaskan pelangiku lewat matamu ,
senyummu , dan hadirmu
Ya , kamulah , kamu lah pelangi
ku
Seiring kepergianmu
Nafas cinta terhenti setelah
kehilangan detak
Bersama tetes hujan yang
menghapus airmata
Tersadar betapa mudahnya kita
dipisahkan
Laksana ranting kering yang patah
Batapa diri seribu kali lemah
Karena nafas tiada lagi engkau
bagi
Dan nyawa lenyap bersama sepoi
Bersama buih-buih tanpa jejak
Seiring kepergianmu
Permai tiada lagi disebut elok
Karena camar tiada lagi bermukim
Dicelah-celah hatiku yang dahulu
terisi olehmu kini..
Kusudikan diri mengais sisa sisa
nafasmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar