Kamis, 21 November 2013

Sofskill

nama : dewi lestari
kelas  : 3eb11
npm   : 21211958
mata kuliah : bahasa indonesia 2



     1.       perhatikan format daftar pustaka pada PI jelaskan dan berikan contoh  untuk masing masing jenis aturan yang          digunakan dalam PI contohnya sistem harvard , sistem vancouver , sistem abjad dan sistem nomor urut jawab :

“Daftar pustaka merupakan suatu bentuk kejujuran penulis dan penghargaan intelektual terhadap penulis lainnya”.  

      Sebagai awal saya ingin memaparkan bahwa daftar pustaka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah karya tulis ilmiah. Ini berarti mau tidak mau atau suka tidak suka, dalam menulis sebuah karya seorang penulis diwajibkan juga untuk menulis daftar pustaka atau sitasi yang digunakannya. Dalam berbagai kompetisi karya tulis ilmiah pun melampirkan daftar pustaka merupakan sebuah keharusan, bahkan memenuhi 5% – 10% total penilaian. Namun sayangnya kesempatan untuk mendapatkan nilai penuh di 5% – 10% ini belum bisa dimanfaatkan dengan baik karena penulisannya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak dapat dipungkiri memang, beberapa institusi memiliki ketentuannya sendiri dalam menulis sebuah rujukan. Setidaknya ada dua sistem yang diterima secara internasional dan umum digunakan dalam bidang kedokteran yaitu sistem Harvard dan sistem Vancouver.

Mungkin bagi yang masih awam dengan istilah sitasi (rujukan) dengan gaya vancouver atau harvard karena memang metode ini baru diperkenalkan dibangku perkuliahan. Orang-orang seringkali membedakan harvard dan vancouver hanya pada aplikasinya di halaman isi,

- Sistem harvard: metode pengobatan penyakit ini saat ini lebih kepada penggunaan antibiotika (Robert & Black, 2007)
- Sistem vancouver: metode pengobatan penyakit ini sebaiknya menggunakan kombinasi bedah dan medikamentosa1-3 
Tetapi lebih dari itu ada perbedaan yang mendasar pula pada penulisannya di daftar pustaka (dan hal ini yang jarang diperhatikan oleh kebanyakan penulis)

Saat ini saya memperkenalkan sistem sitasi dengan gaya vancouver (harvard baru dibahas pada artikel berikutnya). Sistem Vancouver merupakan sistem yang sering digunakan dalam berbagai jurnal ilmiah atau publikasi akademik. Sistem ini umumnya disebut author-number system karena sistemnya yang merujuk dengan menggunakan angka. Nama Vancouver diambil karena sistem ini merupakan hasil dari pertemuan yang dilaksanakan di Vancouver, British Columbia, Canada pada tahun 1979 yang merupakan cikal bakal berdirinya ICMJE (International Comitee of Medical Journal Editors). Dibandingkan harvard, vancouver lebih populer digunakan di jurnal kedokteran karena tidak terlalu banyak memakan tempat (karena hanya perlu menuliskan angka tanpa nama dan tahun) sehingga mengurangi jumlah halaman. Selain itu, vancouver juga memungkinkan penggunanya merujuk lebih dari satu sumber untuk sebuah pernyataan (kalimat) tanpa perlu merusak estetika penulisan.

Berikut ini akan saya jabarkan bagaimana konsep dasar menuliskan daftar pustaka dengan sistem Vancouver ketika menyitasi sebuah jurnal, buku, dan aplikasinya. Untuk sumber non-jurnal atau buku (misalnya koran, artikel internet, dan lainnya) bisa diunduh di sini .

Menyitasi Sebuah Jurnal
Secara umum sitasi jurnal dengan sistem Vancouver adalah sebagai berikut:
Banyak ketentuan yang digunakan dengan menggunakan sistem ini. Berikut adalah ketentuan yang cukup penting untuk diperhatikan:
Nama Pengarang (Authors)
  ·    Urutkan nama pengarang sesuai dengan yang tertera dalam jurnal.
 ·    Taruhlah nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family) pengarang dibagian depan untuk setiap pengarang.
 ·  Ubah nama depan dan nama tengah yang tertera ke dalam inisial, maksimal dua inisial sesuai urutan nama depan dan tengah.
  ·       Gunakan koma dan spasi untuk membedakan nama pengarang yang satu dengan lainnya.
  ·       Akhiri informasi nama pengarang dengan menggunakan titik.
 ·       Jika halaman merupakan suatu pertimbangan dan jumlah pengarang  cukup banyak, maka dapat menggunakan 3 pengarang pertama atau 6 pengarang pertama. Nama pengarang terakhir diikuti dengan koma dan spasi kemudian berikan “et al.” atau “and others.”
  ·    Hilangkan jabatan, pangkat, titel, atau tanda kehormatan lainnya yang mengikuti nama pengarang
  ·       Jika organisasi adalah pemilik dari artikel atau jurnal, maka ikuti ketentuan berikut
o    Hilangkan “the” dalam menggunakan nama organisasi
o Jika dalam publikasi disertakan divisi organisasi yang bersangkutan, masukkan divisi tersebut setelah nama organisasi dan dipisahkan dengan koma. Jika ada lebih dari 2 divisi pisahkan dengan titik koma
  ·      Jika nama pengarang atau pemilik tidak ditemukan, maka ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut
o    Jika ditemukan nama editor atau translator, mulailah sitasi dengan nama editor atau translator, kemudian akhiri dengan koma dan berikan informasi tentang peranan orang tersebut.
o    Jika tidak ditemukan baik nama pengarang, pemilik, editor, ataupun translator, mulailah dengan judul dari artikel tersebut. Jangan menggunakan anonymous.

Judul Tulisan / Artikel
          Masukan judul artikel sesuai dengan yang tertera dalam jurnal/publikasi.
   ·       Kapitalkan hanya huruf pertama dari kata pertama dalam judul. Huruf kapital juga digunakan dalam  akronim, dan inisial.
   ·       Gunakan titik dua diikuti dengan spasi untuk memisahkan judul dengan subjudul.
   ·       Akhiri judul artikel dengan titik walaupun ada tanda tanya atau tanda seru dalam judul artikel tersebut.
   ·       Jangan memasukkan header dalam sebuah jurnal (“case report study”, “case control study”) sebagai judul tulisan, kecuali daftar isi menyebutkan bahwa header tersebut termasuk dalam judul tulisan.

Nama Jurnal
·         Masukan nama jurnal sesuai dengan bahasa aslinya.
·         Gunakan abreviasi nama jurnal yang telah disepakati secara internasional.
·         Gunakan huruf capital dalam mengawali setiap huruf dalam nama jurnal termasuk abreviasinya.
·         Ada beberapa ketentuan dalam menetapkan abreviasi suatu jurnal.
·     Gunakan abreviasi yang sesuai untuk bahasa Inggris pada umumnya (bisa dilihat di ) dan kapitalkan huruf pertamanya. Hilangkan kata “articles”, kata hubung, dan preposisi. Contoh: “of”, “the”, “at”, dan sebagainya
·       Bisa melihat daftar susunan yang ditetapkan oleh beberapa publikasi seperti MedLine, PubMed, dan sebagainya. 
·         Akhiri nama jurnal dengan menggunakan titik dan spasi.

Tanggal Publikasi
·           Tanggal publikasi diurut mulai dari tahun, bulan dan hari publikasi.
·           Bulan disingkat berdasarkan tiga huruf pertama.
·           Akhiri informasi tanggal publikasi dengan titik dua.
·  Terkadang beberapa jurnal memberikan suplemen (supplement), bagian (parts), atau edisi/nomor khusus (special number). Ini semua diletakkan setelah tanggal. Gunakan abreviasi berikut : Suppl, Pt, Spec No
·         Gunakan hanya nomor arab saja.
·   Terkadang suplemen diberikan nama daripada diberikan nomor. Jika demikian, gunakan singkatan yang telah disepakati secara internasional.
·         Akhiri suplemen, bagian, atau nomor khusus dengan titik dua.
Nomor Volume dan Nomor Isu
·      Hindari penggunaan kata “volume” atau “vol”. Nomor saja sudah cukup untuk menunjukan volume jurnal tersebut.
·       Gunakan angka arab untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan multipel volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor isu diletakkan di dalam kurung.
·         Jika tidak ditemukan nomor volume jurnal, berikan titik koma setelah tanggal publikasi diikuti oleh nomor isu (yang diletakkan dalam kurung).
·       Hindari penggunaan “number”, “num”, “no” atau kata-kata lainnya yang ingin menunjukkan nomor isu.
·           Akhiri nomor isu dengan titik dua.

Lokasi dan Halaman
·           Jangan mengulang nomor halaman kecuali diikuti oleh huruf.
·           Akhiri lokasi atau halaman dengan menggunakan titik.
·       Jika halaman tidak berurutan, gunakan tanda koma dan spasi untuk memisahkan antara halaman satu dengan lainnya.
·      Jika dalam satu jurnal tidak disertakan halaman, maka tulis jumlah halaman yang dikutip. Misalkan mengutip 5 halaman maka tulislah [5 p.]. Letakkan dalam kurung kotak.


Menyitasi Sebuah Buku
Secara umum bentuk sitasi sebuah buku adalah sebagai berikut
Ketentuan sitasi sebuah buku dengan sistem Vancouver hampir mirip dengan ketentuan sitasi sebuah jurnal. Berikut hanya dijelaskan perbedaannya, sedangkan yang tidak dibahas pada bagian ini semuanya persis sama seperti saat mensitasi jurnal.

Edisi Buku
Bagian ini penting untuk dicantumkan, sehingga pembaca tahu edisi berapa yang digunakan oleh penulis (karena setiap edisi pasti ada beberapa perubahan di dalamnya!). Berikut ini adalah ketentuan dalam mencantumkan edisi buku.
·      Edisi buku diletakkan setelah judul buku.
·   Gunakan abreviasi untuk kata-kata yang umum digunakan. Misalkan ed. (edition), spec. (special), transl. (translation).
·       Kapitalkan hanya huruf pertama dalam pernyataan edisi.
·       Gunakan angka arab. Sebagai contoh second menjadi 2nd dan III menjadi 3rd.
·       Akhiri edisi dengan titik.
·       Jika buku tidak mencantumkan nomor edisinya, anggap saja buku itu merupakan edisi pertama.
Editor dan Penulis/Pemilik Kedua (Secondary Author) Dari Keseluruhan Buku
Yang dimaksud dengan secondary author adalah mereka yang memodifikasi pekerjaan dari pemilik utama. Sebagai contoh editor, translator, dan ilustrator. Berikut adalah ketentuan ketika mensitasi sebuah buku yang memiliki secondary author.
·       Letakkan nama dari secondary author setelah pernyataan edisi buku.
·       Untuk nama, ikuti format yang umum dalam sistem Vancouver (lihat penamaan saat mensitasi jurnal)
·    Berikan tanda koma di akhir nama editor diikuti kata ‘editor’, diakhir nama ilustrator dengan koma diikuti kata ‘ilustrator’, dan lain sebagainya.
·       Akhiri informasi secondary author dengan titik.
·       Jika tidak ada pemilik utama dari buku tersebut, pindahkan secondary author menjadi pemilik utama.

Penerbit Untuk Keseluruhan Buku
Berikut adalah ketentuan untuk mencantumkan penerbit.
·  Cantumkan penerbit sesuai yang tertera dalam publikasinya. Gunakan kapitalisasi huruf sesuai dengan yang tertera dalam buku.
· Abreviasikan penerbit yang telah diketahui oleh umum jika diperlukan, tetapi tetap harus dipertimbangkan ketika menyingkat nama penerbit untuk menghindari kebingungan pembaca.
·    Apabila divisi dari penerbit tersebut dicantumkan dalam buku, maka nama penerbit ditaruh di awal kemudian diikuti oleh nama divisi tersebut.
·   Jika ditemukan lebih dari satu penerbit, pilihlah penerbit yang ada diurutan paling atas atau satu penerbit yang dicetak dengan huruf besar atau ditebalkan.
·       Jika tidak ditemukan nama penerbit, maka tulislah “publisher unknown” dalam kolom kotak.
·       Akhiri informasi penerbit dengan titik koma.
Lokasi / Halaman
Untuk mencantumkan lokasi halaman dalam sebuah buku sedikit berbeda dengan cara mencantumkan halaman dalam sebuah jurnal.
· Jangan menghitung bagian berikut sebagai halaman: introductory material, lampiran, indeks, walaupun dalam sebuah buku bagian ini diberikan halaman.
·     Berikan nomor halaman dihalaman teks tersebut dikutip diikuti huruf p.
·    Untuk buku yang terdiri lebih dari satu volume, kutip total nomor dari keseluruhan volume termasuk volume dari halaman yang dikutip.
·   Jika dalam buku tidak terdapat halaman, maka hitung jumlah halaman yang anda kutip, kemudian tambahkan ”leaves”.
·       Akhiri informasi lokasi/halaman dengan titik.

Bagaimana Cara Merujuk Kepustakaan di Dalam Karya?
Setelah kita mengetahui bagaimana cara menulis daftar pustaka ala Vancouver dengan benar, sekarang akan dibahas bagaimana menuliskan rujukan dalam paragraf suatu karya. Berikut adalah beberapa ketentuan dan penjelasan dalam menulis rujukan dalam sebuah kalimat/paragraf.
·  Sistem Vancouver menggunakan sistem penomoran untuk menyatakan sumber yang digunakan dalam tulisan. Apresiasi penulis terhadap penulis karya yang dikutipnya diwujudkan dalam nomor ini.
·   Nomor ini bersifat statis, artinya nomor yang digunakan di dalam paragraf manapun selalu sama ketika mengutip dari sumber yang sama.
·       Nomor ini ditulis disebelah kanan koma atau titik, dan disebelah kiri titik dua atau titik koma.
Angka rujukan tersebut dapat ditulis superscript atau dalam kurung.




Rabu, 16 Oktober 2013

Bahasa Indonesia 2#


Tugas Bahasa Indonesia 2

Nama anggota kelompok :
Dewi lestari(21211958)
Muhammad Fahli Riza(24211811)
Putri Ayu Megayanti(25211636)
Kelas : 3EB11
Dosen : Tri Wahyuni Retno



Univeritas Gunadarma
2013
1. Mengapa fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar ? Mengapa pula disebut fungsi utama ?
Jawabannya:
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri . Bahasa sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lainnya  dan  mengetahui lingkungan sekitar . Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa disampaikan dengan 2 cara yaitu melalui lisan dan melalui tulisan. Bahasa yang disampaikan melalui lisan dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa rangkaian bunyi dan diperkuat gerakan badan untuk meyakinkan bahasa lisan yang akan disampaikan kepada pendengarnya.Selain bahasa, beberapa cara dapat dilakukan untuk membangun sebuah komunikasi seperti asap api, gendang, dan lukisan. Namun bahasa adalah sebuah cara untuk berkomunikasi yang lebih global dan luas daripada yang telah disebutkan sebelumnya, itulah mengapa bahasa merupakan fungsi dasar komunikasi.
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yaitu sarana penyampaian informasi kepada orang lain secara lisan maupun tulisan mengenai apapun yang ingin kita sampaikan agar orang dapat mengerti maksud dan tujuan yang kita inginkan tanpa menghindari tata bahasa yang sudah ada. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahasa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.

Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahasaadalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media lain. Bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia bukan sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri merupakan simbol atau perlambangan.Dibandingkan dengan yang diperoleh dengan mempergunakan media lain yang  mengandung banyak kelemahannya.
2. Apa fungsi alami bahasa dan fungsi buatan! 
Jawabannya:
Bahasa artifisial atau bahasa buatan atau bahasa terkonstruksi (dikenal dengan sebutan conlang singkatan dari istilah Inggris:constructed language) oleh para penggemarnya. adalah sebuah bahasa yang kosa kata dan tata bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil. Beberapa di antara conlang diciptakan untuk digunakan dalam komunikasi manusia beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk iseng saja.
"Bahasa terencana" sinonim dari conlang ini kadang digunakan untuk mengacu kepada bahasa auksiliari internasional, dan oleh mereka yang menolak istilah "artifisial" di taruh pada bahasa mereka. Orang orang yang bisa berbicara Esperanto sebagai contoh menyatakan bahwa "Esperanto adalah bahasa artifisal seperti layaknya mobil adalah kuda artifisal". Namun, istilah bahasa terencanaini jarang digunakan di luar komunitas Esperanto.
*Bahasa istilah                                                                    
Rumusannya diambilkan dari bahasa biasa yang diberi arti tertentu, missal : demokrasi ( demos dan kratein ), medan, daya, masa.
* Bahasa artificial
Adalah murni bahasa buatan atau sering disebut dengan bahasa simbolik ( bahasa berupa symbol-simbol sebagaimana yang digunakan dalam logika maupun matematika )
bahasa alami atau bahasa natural adalah suatu bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau isyarat lain) oleh manusia untuk komunikasi umum. Bahasa jenis ini dibedakan dengan bahasa formal – seperti bahasa pemrograman komputer atau "bahasa" yang digunakan dalam kajian logika formal, terutama logika matematika – serta bahasa buatan.
*Bahasa isyarat
Bahasa isyarat dapat belaku :
Berlaku umum
Menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengangguk tanda setuju.
Berlaku khusus
Untuk kelompok tertentu dengan isyarat tertentu pula.
*Bahasa biasa
Yaitu bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Symbol sebagai pengandung arti dalam bahasa biasa disebut kata, sedang arti yang dikandungnya disebut makna.
3. Apa yang disebut dengan metakomunikasi?
Jawabannya:

Memahami Definisi Dan Konsep Metakomunikasi
Metakomunikasi harus kita sadari keberadaanya, hal ini penting mengingat pengaruhmeta-komunikasi yang kuat akan selalu menyertai setiap pesan.
 Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.
Konsep metakomunikasi dapat diilustrasikan sebagai berikut, Anda dapatberkomunikasi tentang semua hal yang ada di dunia - tentang meja dan kursi dimanaAnda sedang duduk didepan komputer yang sedang Anda gunakan, atau tentangbagian yang sedang Anda baca sekarang, dan bahasa yang Anda gunakan sekarang adalah bahasa pemrograman. Kita sebut saja semua ini sebagai objek komunikasi,karena Anda berbicara mengenai berbagai objek. Tapi perlu diperhatikan juga bahwa Anda tidak terbatas untuk berbicara tentang objek, Anda juga bisa berbicara tentangberbicara Anda, Anda bisa berkomunikasi tentang komunikasi Anda, sehingga semuaaktivitas ini dapat disebut sebagai metakomunikasi. Dengan cara yang sama, Andapun bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lainnya (meta-bahasa) untuk berbicaratentang bahasa dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Perbedaan antara objek komunikasi dan meta-komunikasi bukan hanya secarakeilmuan, hal itu sangatlah terlalu sederhana, oleh karena perlu diketahui bahwaperbedaan diantara kedua bentuk komunikasi tersebut sangat penting dipahami gunamenghindari berbagai kerancuan dan konflik dari berbagai interaksi komunikasiinterpersonal.
Sebenarnya, Kita menggunakan perbedaan ini setiap hari, namun tidak menyadarinya.Misalnya, ketika Kita mengirim komentar di sebuah forum jejaring sosial kepadaseseorang dengan komentar bernada sinis namun kemudian meletakkan smiley di akhir komentar. Dengan mengkomunikasikan smiley, bagi komunikan dapat dimaknai sebagai “pesan yang tidak dipahami secara harfiah, melainkan dapat dipahami bahwa dalam pesan tersebut komunikator sedang mencoba menyampaikan humor.“ Dengan demikian kedudukan smiley adalah sebagai metapesan, merupakan pesan tentangpesan.

Narasumber: