PENGERTIAN ETIKA
Istilah
Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara berpikir,
kebiasaan, adat, perasaan, sikap,
karakter, watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada 3
(tiga) arti yang dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau sebagai
nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok
untuk bersikap dan bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bisa juga
diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam
suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi
yang diteliti secara sistematis dan metodis.
Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi
baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs.
H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.
Di
sisi lain, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika khusus
selanjutnya dibedakan lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Pembedaan
etika menjadi etika umum dan etika khusus ini dipopulerkan oleh Magnis Suseno
de ngan istilah etika deskriptif. Lebih
lanjut Magnis Suseno menjelaskan bahwa etika umum membahas tentan prinsip-prinsip
dasar dari moral, seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan,
tanggung jawab, dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan prinsip-prinsip
dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Adapun etika
khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri sedangkan
etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia.
PRINSIP
– PRINSIP AKUNTANSI
1. Prinsip
Kejujuran : kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
yang sebanding , kejujuran dalam hubungan kerja intern
2. Prinsip
Keadilan : memperlakukan setiap orang sesuai dengan haknya masing-masing , baik
dalam relasi eksternal maupun internal perusahaan
3. Prinsip
saling menguntungkan : bisnis yang
dijalankan sedemikian rupa agar semua pihak menikmati keuntungan
4. Prinsip
Tanggung jawab
5. Prinsip Kepentingan Publik
6. Prinsip Integritas
7. Prinsip
Objektivitas
8. Prinsip
Kompetensi dan kehati-hatian profesional
TEORI
ETIKA
Etika
sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau
tidak baik. Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk
menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut
pandang atau perspektif yang berlainan. Berikut ini beberapa teori etika:
1. Egoisme
Rachels
(2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme. Pertama, egoisme
psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri
(self servis). Menurut teori ini, orang bolah saja yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur
dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/ atau tindakan
yang suka berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi. Pada kenyataannya, setiap
orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan
yang sesungguhnya bersifat altruisme,
yaitusuatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan
orang laindengan mengorbankan kepentingan dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah
tindakan yang dilandasi oleh kepentingan
diri sendiri (self-interest).
2. Utilitarianisme
Menurut
teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin
anggota masyarakat (the greatest happiness of the greatest number). Paham utilitarianisme
sebagai berikut: (1) Ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi,
atau tujuan dari tindakan itu, apakah
memberi manfaat atau tidak, (2) dalam mengukur akibat dari suatu tindakan,
satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah
ketidakbahagiaan, (3) kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. Perbedaan
paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh
manfaat. Egoisme etis melihat dari sudutpandang kepentingan individu, sedangkan
paham utilitarianisme melihat dari sudut
pandang kepentingan orang banyak (kepentingan orang banyak).
3. Deontologi
Paradigma
teori deontologi saham berbeda dengan paham egoisme dan utilitarianisme, yang keduanya
sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan memberikan manfaat entah untuk individu
(egoisme) atau untuk banyak orang/kelompokmasyarakat (utilitarianisme), maka tindakan
itu dikatakan etis. Sebaliknya, jika akibat suatu tindakan merugikan individu
atau sebagian besar kelompok masyarakat, maka tindakan tersebut dikatakan tidak
etis. Teori yang menilai suatu tindakan berdasarkan hasil, konsekuensi, atau
tujuan dari tindakan tersebut disebut teori teleologi.
4. Teori
Hak
Suatu
tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut
sesuai dengan HAM. Menurut Bentens (200), teori hak merupakan suatu aspek dari
deontologi (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengankewajiban.
Bila suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka sebenarnya tindakan yang
sama merupakan kewajiban bagi orang lain. Teori hak sebenarnya didsarkan atas
asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat
yang sama.
SUMBER
:
NAMA : DEWI LESTARI
KELAS : 4EB11
NPM : 21211958
TUGAS : ETIKA PROFESI AKUNTANSI#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar